Minggu, 24 Juni 2012

Di Terminal Bekasi


Aku baru saja sampai di daerah Bekasi naik bis dari pelabuhan merak. Aku tinggal di Palembang dan tujuanku mau ikut tes sebuah departemen di Jakarta, jadi aku bermaksud main ke rumah temanku waktu masih kuliah yang ada di bekasi ini. Ternyata mau masuk ke terminal bekasi benar-benar macet dan sama sekali tidak beraturan, jadi kernet bis menyuruh penumpang yang tersisa untuk turun dan lewat jalan belakang agar lebih cepat sampai.

Aku senang sekali mendengarnya, karena sejak di terminal serang aku harus menahan kencing, mana AC mobilnya dingin sekali, jadi aku benar-benar tersiksa selama perjalanan terutama sejak mulai masuk daerah Jakarta. Jadi aku berjalan cepat-cepat, melewati gedung yang tak terpakai dan lewat di bagian belakang gubuk-gubuk di pinggiran terminal. Lalu aku melihat sebuah WC umum dan dengan segera aku masuk ke sana.

Diperkosa Akibat Salah Kamar

Saya bangga dengan jati diriku sebagai seorang gay! Dan kebetulan sekali saya horny sekali. Sudah tak terhitung jumlah cowok yang pernah kutiduri. Semuanya kungentotin dengan penuh nafsu dan tentunya dengan kondom! Di kalangan teman-teman homoseksualku, saya dikenal sebagai Master Ngentot. Tak
jarang, mereka antri hanya ingin merasakan kontolku menghajar anus mereka. Bahkan ada beberapa cowok yang kutemui di internet yang mengaku straight tapi pensaran bagaimana rasanya disodomi. Dengan senang hati, kusodomi mereka sampai mereka berteriak-teriak penuh kenikmatan. Tak pernah ada pikiran untuk disodomi karena saya seorang top sejati.

Gejolak Nafsu Anak SMU


Noldy, lagi-lagi cowok itu bertingkah aneh untuk menarik perhatian anak-anak kelas 3B. Namun kali ini yang dilakukannya sudah sangat kelewatan, bahkan sampai membuat semua siswi yang kebetulan sedang ada di dalam kelas pada saat jam istirahat itu berteriak histeris.

"Gila kau, Dy!" gumamku ketika kusaksikan sendiri Noldy menunjukkan keberaniannya yang semula hanya kuanggap hanya sekedar main-main. Ternyata Noldy memang pantas dengan julukan "cowok nekat" yang diberikan kepadanya oleh anggota gank preman selama ini.

Hadiah Ulang Tahun Dari Papaku

Saya adalah anak tunggal papaku. Sejak dulu, kami hanya hidup berdua saja. Mamaku telah lama bercerai dari papaku sejak saya masih SD kelas 1. Saya tak pernah mau tahu kenapa mereka bercerai. Sejak saat itu, saya tinggal dengan papaku. Papaku itu ganteng sekali. Meskipun usianya sekarang hampir mencapai 50, dia masih nampak awet muda. Rambutnya memang agak beruban, tapi tak terlalu menonjol. Kerutan
memang mulai nampak di wajah tampannya itu namun tak sebanyak kerutan di wajah kebanyakkan pria berusia 50an. Tubuhnya memang tidak atletis, dengan sedikit lemak di bagian perut. Namun, secara keseluruhan, dia tak nampak gemuk sama sekali.

Guru Tercintaku


Guru Tercintaku
Pernahkah kalian jatuh cinta pada guru kalian sendiri? Pasti pernah! Ayo, ngaku saja, tak perlu malu-malu:) Saya sendiri pernah. Cerita ini terjadi ketika pada tahun terakhir SMU-ku. Pada waktu itu, ada seorang kepala sekolah baru yang merangkap sebagai guru. Dan kebetulan sekali, kelasku merupakan salah-satu dari sedikit kelas yang dipegangnya. Namanya Joko, tanpa embel-embel nama belakang. Dia memang orang Jawa asli dan logat Jawa-nya kental sekali. Pasti kalian membayangkan seorang pria jelek berkumis. Salah besar!:) Pak Joko itu tampan sekali, sama sekali tak terlihat kampungan/udik. Dan tubuhnya pun kekar bak model sampul Men's Health. Umurnya masih terbilang muda, sekitar tigapuluhan. Dia memang tidak memelihara kumis, tapi di sekitar dagunya terdapat brewok tipis. Brewok tipis itu membuatnya terlihat seksi sekali! Menurut kabar burung (burungnya siapa hayo?), Pak Joko itu masih single, alias belum married.

Guruku Juventius

Masa SMU merupakan masa yang menyenangkan, kata orang. Menurutku, mungkin saja benar. Di masa itulah, saya berkesempatan mengenal seorang Pak guru yang baik. Namanya Juventius, guru Inggris di sebuah SMU di Jakarta Pusat. Umurnya mungkin hampir 30 ketika saya baru masuk SMU. Dia juga Chinese sama sepertiku. Sebenarnya wajahnya biasa-biasa saja, berkacamata dan berambut pendek dan tipis. Tapi saya senang berada di dekatnya.

Impian Duda Gay

Malam ini aku benar-benar tersiksa dengan hasratku yang semakin menggebu. Aku mulai mempreteli pakaianku sendiri lalu telentang di atas tempat tidurku dengan membentangkan kedua tanganku, sehingga milikku yang 14 cm bisa bergerak bebas. Aku memejamkan mata sambil perlahan mendesis-desis menyebutkan sebuah nama, Yusuf. Sudah lama aku berpisah dari dia. Why? Aku sendiri tidak tahu pasti,
hanya saja dari gosip yang kudengar kabarnya dia mengejar-ngejar khayalannya untuk mendapatkan cowok yang tidak disunat alias uncut alias masih punya kulup atau apa lagi sebutannya. I don't care. Yang jelas aku sudah menjadi duda dari priaku sendiri dan malam ini aku sendirian dengan hasratku yang kian memuncak ingin mendapatkan kehangatan dari seorang lelaki. Oh, Mas Yusuf, look at me honey. Aku merindukanmu, mas. Dan biasanya dengan keadaan begini aku baru bisa tertidur setelah mengocoknya dan memuntahkan lavanya yang tidak senikmat di saat memadu kasih berdua dulu.

Jemari Lentik Kevin - 2

Tiang tersenyum manis dan membimbing Kevin bangkit. Dihadiahinya mulutnya dengan ciuman yang hangat. Kemudian dia berbisik lembut di telinga Kevin..

"Isap tetekku ya, Sayang."

Tanpa harus diminta dua kali Kevin mendekatkan wajahnya ke dada Tiang dan menghisap-hisap putingnya sebelah kiri yang mencuat tegang itu. Warnanya yang kecoklatan segar membuat Kevin semakin bernafsu menghisapnya. Dengan kuat dihisapnya tetek kiri Tiang, sementara tangannya memilin-milin tetek satunya lagi. Dengan lembut Tiang berbisik lagi kepada Kevin..

di kantor... :P

walo gak full, lumayan lah. hehe

Jemari Lentik Kevin - 1


Kevin adalah seorang pemuda berdarah Belanda berusia 20 tahun. Kulitnya yang putih bersih dan wajahnya yang imut-imut ditambah senyumnya yang menawan membuatnya menjadi pembicaraan para gadis di kampusnya. Namun tak satupun di antara para gadis itu yang membuat Kevin tertarik karena dia menyadari ketertarikannya secara seksual justru pada kaum sejenisnya sendiri.

Tipe pria yang menjadi idamannya adalah pria pribumi berkulit gelap dan berbadan tinggi tegap. Kevin kerap tak dapat menahan dirinya untuk tidak melakukan onani jika kebetulan bertemu dengan pria seperti itu. Dia selalu membayangkan dirinya menjadi objek seks pria yang berciri fisik demikian.

Johny Teman Baruku


Hari minggu siang itu, aku tidak mempunyai kegiatan sedikitpun, mau keluar malas karena begitu panasnya kota Surabaya yang membuatku enggan untuk berjemur dibawah teriknya matahari. Maka aku iseng-iseng aku telepon temanku Ras yang sudah menjadi teman akrabku dan diantara kami sudah tidak ada rahasia lagi yang perlu disembunyikan karena kita masing-masing sudah mengetahui siapakah diri kami masing-masing, walaupun begitu terus terang aja kami tidak pernah berbuat yang melebihi selain hanya ngobrol bersama yang nggak ada juntrungnya dari ngalor sampai ngidul dan balik lagi, karena kami sudah terlalu akrab dan kita bisa saling merasakan curhat kami satu diantara lainnya.

Andy, Hulk Milikku


Sewaktu masih kuliah dulu, saya mengenal seorang binaragawan junior. Namanya Andy, hampir satu tahun lebih muda dibanding saya. Pada waktu itu, umurku 22, jadi dia berumur 21. Pada hari pertama semester baru, Andy menarik banyak perhatian, baik dari kalangan murid maupun dari kalangan dosen. Semua terkesima melihat tubuhnya yang benar-benar sarat penuh otot, mirip Hulk! Sungguh mengagumkan, mengingat pas SMU dia kurus sekali (dia menunjukkan fotonya).

And That's Why..

Sebelum sepuluh tahun yang lalu aku hanyalah anak laki-laki biasa yang senang bermain bola di lapangan yang becek sisa hujan semalam atau berlari-larian mengejar layangan putus sampai ke kebun orang dan dimarahi sang pemilik kebun. Tapi kemudian..

Minggu, 29 April 2012

Karena Sebuah Kondom



Saat itu aku berusia 20 tahun dan untuk pertama kalinya aku masuk ke sebuah toko condom di Singapura yang terletak di salah pusat surga belanja untuk orang Indonesia (kebanyakan), Orchard Road. Terus terang, setiap kali aku ke Singapura dan melewati pertokoan daerah situ, aku selalu melihat toko condom ini. Rasa penasaran akan barang-barang seperti apa yang dijual membuatku ingin selalu masuk.

Dari segi fisik, tubuhku sudah tergolong ukuran dewasa, ditambah lagi dengan suaraku yang nge-bass. Tinggiku sekitar 180an cm dan berat 75an kg., dengan bulu bulu tipis kasar di wajah. Aku harus mencukur setiap hari karena pertumbuhan buluku yang tergolong cepat. Mungkin karena inilah yang membuatku tidak perlu menunjukan id saat pergi ke hiburan malam, termasuk toko condom ini.

Diperkosa Teman Baik

Saya dulu punya seorang teman baik, namanya Toni. Kami sudah berteman sejak SMP. Sepintas, hubungan kami terlihat seperti hubungan kakak-adik. Persahabatan indah di antara kami harus berakhir ketika Toni melakukan sebuah kesalahan yang tak terlupakan. Hal itu terjadi ketika kami baru saja tamat SMU. Kegembiraan kami diluapkan dengan acara kemping pribadi, hanya ada Toni dan saya. Semula, semua berjalan dengan baik dan menyenangkan; saya amat menikmati perjalanan kempingku bersamanya. Tapi tiba-tiba Toni berubah menjadi seseorang yang sama sekali tak kukenali.

Semua bermula pada malam kedua acara kemping kami. Api unggun yang kami pasang masih berkobar-kobar, mengusir hewan malam yang mungkin dapat mengancam keselamatan kami. Berhubung malam itu agak mendung dan dingin, kami memutuskan untuk berdiam diri di dalam kemah, sambil menunggu waktu untuk tidur.

Bercinta Dengan Suami Temanku


Saat itu ada undangan pesta di sebuah hotel di kawasan ancol, jakarta, aku tidak menduga hal itu terjadi,walau Sudah lama aku suka kagum jika melihat Hendra, dia cakep,bersih,putih, tampang oriental keren banget, kadang aku pikir dia cowok chinese paling cakep yg pernah aku lihat, tubuhnya cukup atletis, sedang tapi tegap. mukanya putih bersih, senyumnya sering membuat aku tidak bosan memandangnya. sayang dia seorang suami dari salah satu temanku.

Leo Giamani



Bapak dan anak lagi ml... :)


Sabtu, 28 April 2012

Kontol-kontol gede,,, :)

Waw.... gede bgt kontol mereka. andai bf q segede gitu. hehe
gambar ni aku kutip dari shadapbanget.blogspot.com

Harapan Menjadi Kenyataan

Namaku Andi. Ini adalah pengalaman pertamaku dalam melakukan hubungan gay sex, dimana cerita ini berawal ketika temanku yang namanya Joko, minta bantuanku memperbaiki komputernya yang rusak. Dia datang ke rumahku bersama seorang cowok yang wajahnya putih bersih dan matanya yang agak sipit hingga terlihat bahwa ia adalah warga keturunan tionghoa.


"Andi kenalkan ini Pak Alex, dia adalah pimpinan di tempat saya mengajar kursus komputer" ujar Joko memperkenalkan.
"Oh, Pak Alex" sapaku. Aku terkejut melihatnya yang begitu ganteng, yang merupakan cowok impianku selama ini.
"Silakan masuk Pak" ajakku.

Guru Lesku Bejat

Sebenarnya saya tidak suka dengan keputusan orangtuaku untuk mencarikanku seorang guru les. Maksudku, saya merasa sudah dewasa dan tidak membutuhkan guru les. Tapi menurut orangtuaku, ujian kelulusan SMU akan sulit sekali dan saya harus dibantu. Meski bersungut-sungut, saya terima juga 'tawaran' mereka.

Namun saat guru les-ku tiba, saya berubah pikiran. Namanya Pak Hektor. Umurnya hampir mencapai 40, tapi masih nampak kuat dan gagah. Malah, tubuhnya nampak padat dengan otot. Pakainnya rapi sekali, berhubung dia juga bekerja di sebuah perusahaan swasta di bagian accounting. Sehabis pulang kantor, dia langsung datang untuk mengajarku. Saya suka akan keramahannya, humornya, dan mungkin juga wajahnya, meksipun saya tidak pernah memikirkan bahwa mungkin saja saya adalah seorang homoseksual.

Game of Love

Namaku Ari. Aku adalah siswa kelas 3 SMU di kota T. Dan saat ini aku sedang berada di kantin sekolah. Saat itu kantin penuh sesak, aku dan beberapa teman cewekku sedang makan bakso. Pada saat itu aku melihat cowok kecenganku yang bernama Jimmy datang dengan teman-teman cowoknya.

"Hei lihat tuh, si banci lagi makan!" salah seorang temannya berkata keras.

Aku tahu bahwa yang dimaksud adalah aku, tapi aku acuh saja. Lalu mereka tertawa, termasuk Jimmy. Setelah selesai makan, aku dan teman-teman pergi menuju kelas. Tapi Jimmy and his gank mengikuti kami dan terus mengejekku. Meski begitu, aku tetap suka sama Jimmy. Dia anak kelas 3 juga, anak basket, jangkung, putih, cute banget deh.

Gairah Seorang Pramugara

Aku sudah berkemas sejak pukul 6 sore, sebab pesawat yang akan membawaku ke Jakarta dari Bali akan berangkat pada pukul 9 malam nanti. Aku lalu mandi dan setelah itu menutup koperku, aku kunci pintu kamar kost-ku, dan juga berpamitan kepada ibu kost.
"Sudah mau berangkat, Tom?", tanya Bu kost padaku.
"Udah, bu", jawabku pendek.

"Nanti setiba di Jakarta, titip salam saya pada ibu kamu ya Tom", pinta Bu kost padaku.
"Yuk.., Bu saya pergi dulu", ujar saya mohon pamit pada ibu kost. Setelah menyetop taksi, akupun langsung pergi menuju ke bandara, setibanya di bandara, kebetulan aku berpapasan dengan mobil yang mengantar pramugara dan pramugari pesawat yang akan aku tumpangi, aku sempat melihat seorang pramugara yang sungguh tampan, wajahnya halus dan body-nya kekar dibalut dengan kemeja panjang yang dikenakannya, sungguh membuat jantungku berdebar.

Gairah Seorang Pelatih

Kisah yang betul-betul nyata ini aku alami kira-kira pada tahun 1996, ketika aku masih umur 16 tahun dan aku masih duduk di kelas 3 SMP di kotaku. Waktu itu aku sudah bergabung dengan salah satu klub senam yang memang menjadi salah satu olahraga favorit anak-anak seusiaku, selain sepak bola dan bulu tangkis tentunya. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku dimasukkan ke klub senam, kok bukan yang lainnya, karena aku masuk bukan karena kehendakku tapi kehendakorangtua dan aku sendiri tidak bisa menentang dan membantah, karena disamping aku harus patuh sama orangtua dan lagian aku tahu kalau setiap orangtua pasti memilih yang terbaik untuk putranya.

Tiap hari sehabis pulang sekolah aku musti latihan dengan baik dan giat, karena kalau tidak latihan satu hari saja, maka orangtuaku pasti mendanpratku habis-habisan dan besoknya aku pasti mendapat hukuman dari pelatihku. Mulai disuruh push up, set up, scot jump dan lain-lain. Tapi hasil didikan yang begitu keras dan melelahkan itu cukup bagus, terbukti kami selalu dikirim ke kejuaraan baik tingkat desa, kecamatan atau kabupaten bahkan tingkat propinsi pun pernah kami rasakan. Dan itu semua tidak lepas dari sistem pembinaan di tubuh klub yang aku tempati.

Gairah ABG

Aku terdiam untuk beberapa saat lamanya dengan gagang telepon yang masih kugenggam erat, jelas belum ada ide siapa yang harus aku ajak ke undangan Dito untuk menginap di villanya pada akhir pekan nanti, sebuah villa terpencil milik ayahnya yang terletak di tepi telaga di sebuah dataran tinggi di Bali.

Dito adalah salah satu tetangga dekatku, rumahnya hanya berjarak tak lebih 50 meter dari tempat kos yang kutempati sekarang. Dito tinggal berdua di rumah besar itu bersama dengan seorang adik perempuannya yang masih duduk di bangku kelas 6 SD, dan juga ada seorang pembantu dan seorang tukang kebun yang masing-masing menempati sebuah kamar di belakang rumah. Papanya adalah seorang diplomat yang sering berkeliling ke berbagai negara.

First Lesson

Malam itu aku terbangun, "Pak?" panggilku, melihat Bapakku sedang menciumi dadaku, mengisap-isap tetekku, menarik-narik puting tetekku dengan mulutnya.

"Pak, ada apa?" tanyaku lagi.
"Sstttt!!" ucap Bapakku meletakan tangannya pada bibirnya.

Bapakku menjilati kedua puting tetekku bergantian.

"Geli Pak" tertawa kecil kegelian. Bapakku menghentikan permainannya, menggeser tubuhnya kedepan, laki-laki tersebut tersenyum melihatku, akupun tersenyum melihatnya.
"Bapak rindu sama Nanang, Nanang rindu sama Bapak juga khan?"

F4 In The Happy Summer Time

Musim panas kali ini lebih panjang dari biasanya, suhu kota Taipeh benar-benar seperti di dalam oven panggang. Kegerahan menyerang hampir seluruh kota, apalagi mereka yang rumahnya tidak dilengkapi oleh Air Conditioner. Sepertinya, lebih baik jika bisa mendekam di dalam kulkas seharian. Di tengah teriknya matahari di siang bolong, tepat ketika matahari berada di atas ubun-ubun, lagi-lagi F4 harus menyelesaikan syutingnya untuk hari itu, meski untuk sebuah episode yang terlarang dan hanya bisa dinikmati oleh orang-orang dewasa saja.

A Lei datang terlambat dengan mobil barunya, ia gemar sekali mengganti-ganti mobilnya, gaya hidup yang biasa dimiliki oleh orang-orang yang benar-benar kelebihan duit. Pemuda buruan para gadis itu turun dari mobilnya masih dengan gayanya yang cool, ia menaikkan kacamata hitamnya sebatas dahi. Penampilannya untuk syutingnya kali ini memang agak berbeda dari biasanya, ia tampak lebih terkesan santai dengan balutan celana pendek dan baju pantai bermotif kembang, dan tentunya lebih seksi dari biasanya dengan bulu-bulu kakinya yang terlihat jelas. Memang, syuting F4 kali ini mengambil setting di kolam renang.

F4 Behind of The Big Madam

Dao Ming Se tidak menyangka kalau hubungannya dengan San Cai akhirnya kandas juga, tidak seabadi kisah cinta Romeo dan Juliet di Inggris atau Romi dan Juleha di Betawi, setidaknya cinta semacam itulah yang selalu diimpikannya selama ini. Mungkinkah hanya karena keegoisannya selama ini yang akhirnya membuat mereka tak lagi dipersatukan, A Se pun tak mengerti, ia sudah cukup banyak mengalah dan kini ia sudah bosan untuk melakukannya lagi.

Dao Ming Se pun tidak pernah berpikir kalau kejadian itu pada akhirnya menyisakan trauma yang mendalam di hatinya terhadap wanita, ia menjadi seorang paranoid, dan tidak mau didekati dan mengejar-ngejar wanita lagi. Ia takut cintanya kembali kandas di tengah jalan.

Ex Army vs. Body Builder - 2

Aku segera mengeluarkan seragam tentara lengkap dengan segala aksesorinya yang kusimpan di lemari dan mulai kupakai satu persatu. Seragam ini sebenarnya adalah buatan salah satu kenalanku yang memiliki usaha butik, sedangkan seragamku yang sebenarnya tentunya sudah tidak ada lagi. Pemilik butik itu adalah cowok gay juga. Aku mengenalnya karena kami pernah kerja sama saat aku menang tender pengadaan seragam karyawan salah satu perusahaan minyak di Riau. Aku cuma menganggapnya sebagai teman biasa karena ia bukan tipeku. Ia adalah tipe cowok 'sissy' yang terang-terangan sangat menyukaiku dan selalu berusaha memikatku. Tapi aku selalu cuek saja dan pura-pura bego. Seragam ini pun dibuatkannya dengan gratis. O ya, seragam ini sangat berguna sekali dan seringkali teman plusku ingin melihat penampilanku dengan seragam. Jadi cukup berguna juga untuk membakar nafsu lawan mainku hingga mereka tambah 'buas' dan aku yang jadi tambah 'puas' tentunya:). Bagi anda yang suka gay sex, walau anda bukan tentara sebaiknya boleh juga punya cadangan seragam, baik seragam tentara ataupun hanya sekedar seragam satpam. Kujamin pasti 'berguna' deh buatmu ;).

Aku mulai melepaskan kaosku diganti dengan kaos loreng yang dipadukan dengan seragam luar. Kemudian aku memakai aksesori lainnya. Kurapikan diriku sekali lagi di depan cermin besar kamarku. Saat aku sedang mengenakan sepatu Roy masuk dengan hanya memakai G-Stringnya saja sambil menenteng botol minyak sayuran yang biasa kugunakan untuk sekedar menggoreng makanan kecil. Penampilan Roy cukup membuat gairahku terbakar.
"Boleh tolong pakaikan minyak ini nggak?", kata Roy sambil menyerahkan botol di tangannya.
Matanya tidak berkedip menatapku.
"Boleh. Berbaring saja di ranjang", kataku dengan nada suara yang kubuat sewajar mungkin.
Saat itu nafasku mulai sesak oleh nasfu yang membara yang kutahan-tahan. Roy menelungkupkan badannya di ranjangku hingga punggungnya yang kekar berotot menghadapku. Aku menuangkan minyak ke tanganku dan mulai mengusapkannya ke punggung Roy. Usapanku semakin lama semakin turun hingga sampai ke daerah pantat Roy. Roy kelihatannya masih tenang-tenang saja. Aku memutar mutar telapak tanganku di bukit pantatnya beberapa saat lalu terus turun ke paha dan kaki.

"Belakang sudah OK, sekarang balikkan badanmu", kataku setelah usapanku sampai ke mata kakinya.
Roy membalikkan tubuhnya menghadapku. Matanya kelihatan sedang menerawang entah ke mana. Aku mulai membalurkan minyak ke daerah favoritku yaitu di bagian dada dan perut. Aku sengaja memutar-mutar telapak tanganku di sekitar puting Roy seperti gerakan message. Roy kelihatan sangat menikmatinya. Matanya mulai sayu menatapku. Tanganku yang berada di dadanya juga dapat merasakan deburan jantungnya yang makin kencang. Tonjolan dibalik G-stringnya juga mulai tumbuh.

"Oh. kamu gagah sekali dengan seragammu itu", Roy agak menggumam saat mengucapkan kata-kata itu.
"Ah, bohong tuh", aku memasang muka tidak percaya.
"Sungguh. Aku sudah sejak lama mengimpikan teman berseragam yang gagah seperti kamu". Entah sengaja atau tidak Roy mulai membuka isi hatinya.
"Kalau begitu kamu mau apa?", aku mencoba menantangnya.
"Oh.. Aku ingin sekali memelukmu..".
Roy yang sudah nafsu semakin berani menjawab tantanganku.
"Lakukan saja", kataku sambil duduk di tepian ranjang.
Roy bangkit lalu benar-benar memelukku dengan kuatnya. Otot-ototnya yang besar dan berkilat oleh minyak sayur itu terasa sekali melingkari sekujur tubuhku. Rasanya beda sekali, nyaman gitu, seolah-olah aku tenggelam ke dalam body yang besar itu.

Hawa kamarku makin dipenuhi aroma sex. Saat itu tanpa diomonginpun kami sudah tahu sama tahu kalau kami saling menginginkan. Semboyannya NIKE sangat terasa disini, JUST DO IT begitu kira-kira:). Aku mulai menyungsepkan sambil mendusal-dusalkan wajahku ke dada Roy, kemudian pindah ke daerah sekitar ketiak Roy yang bersih sama sekali dari bulu-bulu. Lidahku mulai menari-nari di sana yang membuat Roy menggelinjang kegelian.
"Uh.. Ah kita foto saja dulu ya.. mumpung masih rapi..", kataku agak terengah sambil dengan lembut melepaskan diri dari pelukan Roy yang enak itu.
Roy hanya menganguk saja. Aku segera mempersiapkan kamera dan setelah mendapatkan angle yang pas aku lalu menyetel agar kamera dapat dengan otomatis menjepret sendiri 5 kali. Aku cepat cepat pindah ke samping Roy yang sudah standby. Roy segera merangkul bahuku dan blitz kamera menyala-nyala melakukan tugasnya.

"Sudah selesai ya? Mari lanjut..", kata Roy sambil menarikku ke ranjang lagi.
Rupanya ia sudah tidak sabar lagi hingga tidak melihat lagi hasil jepretan kamera barusan.
"Sini", kata Roy sambil mendudukkanku di pangkuannya.
Saat itu g stringnya kelihatan sudah tidak bisa menahan cuatan kontolnya yang cukup besar itu. Aku duduk di pangkuan Roy sambil tanganku melingkar di leher Roy. Roy membenamkan wajahnya ke dadaku sambil menarik nafas mengendus seragam yang masih kukenakan sambil tangannya mengelus-elus daerah sensitifku yang makin berdenyut tegang. Aku membarenginya dengan ciuman di kepala Roy, lalu aku mulai diam sengaja menunggu apa yang akan dilakukan Roy selanjutnya.

Roy membopongku dan dengan lembut membaringkanku ke ranjang, lalu dengan perlahan penuh penghayatan ia mulai membuka seragamku satu persatu dimulai dari sepatu, berikutnya seragam luarku. Ia selalu mencium-cium seragam yang ada ditangannya setiap selesai melepaskannya dari tubuhku. Ia kelihatan begitu menikmatinya hingga pernik seragam yang terakhir:) Hingga kemudian aku hanya mengenakan CD saja. Roy kemudian naik ke ranjang menindihku di bawah tubuhnya yang gede itu. Tangannya memelukku dengan erat sambil menari-nari di punggungku. Aku mengimbanginya dengan menciumi wajahnya yang halus itu sambil tanganku aktif menjelajahi lekuk-lekuk otot di tubuhnya. Untuk beberapa lama kami bergulingan saling libat plus raba plus cium hingga keadaan makin memanas saja. Kemudian saat posisi Roy ada di bawah aku mulai melepaskan diri dari pelukannya yang kuat itu dan mulai menciumi dadanya yang besar itu.

Aku semakin senang dengan memainkan putingnya dengan ciuman dan jilatan lidahku yang sudah ahli lalu kusedot pinggiran putingnya hingga meninggalkan bekas merah (cupang). Dadanya yang besar bidang juga kucupangi beberapa kali hingga meninggalkan bekas-bekas merah yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih itu. Roy sangat menikmatinya dan ia menegang-negangkan otot dadanya hingga ototnya yang gede itu bergerak -gerak di depan mataku yang membuatku jadi gemas. Saking gemasnya lalu kugigit-gigit kecil dadanya yang masih bergerak itu tidak ketinggalan putingnya juga.

Roy makin mendesah menikmati gigitanku. Ciuman, sedotan plus gigitanku sampai ke daerah perut Roy yang punya deretan otot yang menonjol dan terus merambah turun hingga sampai ke daerah ternikmatnya. Kulihat g string roy sudah basah di dekat bagian kepala kontolnya. Segera kutanggalkan g stringnya hingga kontol Roy bebas tegak berdenyut-denyut menantang nafsuku yang kian membara. Kontol Roy walaupun kalah gemuk dengan punyaku namun ukurannya ternyata lebih panjang dengan warna merah muda yang menggemaskan. Sejenak kukagumi bentuk kontol Roy yang kepalanya sudah licin basah oleh cairan precum yang masih terus keluar. Rupanya Roy memiliki cairan precum yang cukup banyak juga. Aku kontan mendusalkan wajahku ke selangkangan Roy yang gundul tanpa bulu hingga cairan bening precumnya ada yang menempel di wajahku.

"Oh.. enak.. Bob.. ahh..", desahan Roy makin kencang saat aku mulai menjilat lalu mengulum kantong kontol beserta bijinya di dalam mulutku sambil tanganku mengocok-ngocok batangnya.
Setelah selesai mencicipi kantongnya, giliran kepala kontol Roy yang kupermainkan dengan mulutku. Pertama-tama kujilat-jilat kepala kontolnya layaknya orang yang sedang makan loli dan hap.. akhirnya kepala kontol Roy masuk ke dalam mulutku. Kumajukan kepalaku hingga kontol Roy yang panjang masuk lebih dalam kedalam mulutku hingga mencapai kerongkonganku hampir mencapai pangkalnya. Lalu sambil menyedot kuat aku mundurkan kepalaku hingga tersisa bagian kepalanya saja dalam mulutku sambil ujung lidahku memainkan lubang di kepala kontol Roy lalu secara terus menerus kumajumundurkan kepalaku dengan cara yang sama.

"Ahh.. Ohh.. God.. Enak Bob, akh..", Roy mendesah desah sambil tangannya memainkan putingnya sendiri.
Aku terus melakukannya hingga..
"Cukup, Roy.. Aku hampir keluar.. Sekarang giliranku..", kata Roy parau sambil bangkit dari rebahannya.
Rupanya Roy tidak ingin keluar duluan yang membuatku senang karena ini menandakan kalau Roy bukan tipe cowok egois yang hanya mementingkan kenikmatan sendiri. Sekarang giliran Roy yang menggarapku. Tanpa basa-basi lagi Roy segera menanggalkan CDku yang masih menempel. Seperti halnya Roy selangkanganku juga bersih dari bulu. Kulihat ada sinar kekaguman di mata Roy saat melihat kontolku.
"Beautiful..", desis Roy tidak kentara.
Sama seperti yang kulakukan, Roy mulai melakukan aksi serupa terhadap kontolku. Aku meram-melek merasakan kehangatan mulut Roy. Sedotannya semakin membuatku melayang-layang hingga tanpa sadar aku mendesah-desah dengan gencarnya sambil tanganku mencengkeram pundak Roy yang keras berotot.

Setelah Roy beraksi sekian lama, aku mulai merasakan sedikit sensasi yang menandakan kalau aku akan nembak tidak lama lagi. Aku menyetop aksi Roy yang makin buas menyedot kontolku, lalu kami pindah ke posisi 69. Kami mulai saling menyedot kontol lawan sambil bergulingan di ranjangku yang luas. Sensasi nikmat di selangkanganku terus dan terus menguat hingga pelukanku di pinggang Roy juga makin mengencang. Roy juga berkeadaan sama denganku. Tubuhku mengejang dan crott.. crott.. crott.. akhirnya tak kuasa menahan lebih lama lagi aku nembak duluan di dalam mulut Roy tanpa sempat permisi lagi karena mulutku penuh oleh kontol Roy. Kurasakan mulut Roy yang makin menyedot kontolku dengan lahap sekali.

Crott.. Croot.., akhirnya Roy nembak juga beberapa detik setelahku. Maninya sangat kental dan banyak sekali. Aku bagai orang kehausan terus menelannya dan tidak membiarkannya terbuang setetespun juga. Akhirnya aku berbaring di sebelah Roy dengan senyum puas sambil menenangkan nafasku yang memburu.. Roy juga menatapku dengan pandangan puas dan ia meraihku untuk berbaring di dadanya yang lebar luas itu sambil mendekapku. Itu baru pertama kalinya aku berbaring di atas dada lawan mainku karena biasanya aku tidak suka bermanja-manja, lagipula dada mereka tidak seluas punya Roy. Rasanya cukup nyaman juga. Cukup lama juga kami dalam keadaan seperti itu sambil pikiranku menerawang kemana-mana.

Aku mulai horny lagi hingga tanganku yang satu mulai mengelus dada Roy sambil tangan lainnya memilin-milin putingnya. Rupanya puting Roy sangat sensitif hingga ia juga mulai terbakar. Deburan di dadanya makin kencang dan kelihatan kalau kontolnya juga mulai tegak berdenyut-denyut. Punyaku sendiri saat itu sudah tegang penuh siap kapan saja untuk segera digunakan. Aku segera duduk di atas perut Roy sementara Roy masih berbaring. Aku mendekatkan wajahku ke wajah Roy dan kukecup bibirnya dengan nafsu sambil tanganku terus memainkan putingnya. Masih duduk di atas perut Roy, aku mulai menggeser agak ke bawah.

Sambil mengangkat pantatku aku mulai mengarahkan kontol Roy masuk ke anusku. Roy hanya memandangku dengan pasrah. Dan kurasakan kontol Roy secara perlahan mulai tenggelam ke dalam lobang pantatku hingga ke pangkalnya. Perutku agak mulas karena mungkin ukuran kontol Roy yang panjang itu telah mencapai usus besarku. Saat itu posisiku jongkok/duduk di selangkangan Roy. Setelah kurasa cukup aku mulai menaikkan pantatku sambil menegangkan otot dubur. Aku terus menaik turunkan pantatku dengan cara sama hingga kontol Roy keluar masuk dari lobangku dengan lancarnya.
"Ohh.. ah.. aah..", Roy mendesah-desah menikmati aksiku.
Aku sendiri makin gencar menaik turunkan pantatku seiring dengan sensasi nikmat yang kurasakan saat kontol Roy bergesekan dengan dinding anusku.
"Akh.. teruskan dong Bob.. Please..", Roy agak merengek saat aku menghentikan aksiku dan mengeluarkan kontol Roy dari lobangku.
Aku tidak ingin Roy keluar duluan karena aku juga ingin menikmati lobang anusnya yang saat oral tadi sekilas kulihat masih perawan. Kalau dibiarkan keluar duluan maka Roy pasti ogah kalau aku ingin menikmati lobang pantatnya.
"Nanti pasti kulanjutkan sayang.. tapi sekarang kamu nungging ya Roy..", instruksiku.
Roy sepertinya mengerti mauku dan sambil menungging ia berkata lagi, "Pelan-pelan ya Bob.., soalnya aku belum pernah digituin..".
Mendengar itu hatiku sangat girang karena tepat seperti dugaanku kalau pantat Roy ternyata masih perawan yang tentunya lebih nikmat dientot ;).

Pertama-tama kumasukkan jari tengahku ke anus Roy. Mulanya Roy meringis kesakitan sambil menegangkan otot duburnya.
"Kalau aku masuk jangan tegangkan otot duburmu ya sayang.. Biar nggak terlalu sakit..", aku memberi petunjuk pada Roy.
Tampaknya Roy cukup patuh dan tidak mengencangkan otot duburnya lagi saat aku mulai menggerakkan jari tengahku keluar masuk dari anus Roy. Roy agak meringis tapi mulai bisa menikmati permainan jariku di lobangnya. Melihat Roy sudah agak tenang aku segela meludahi kontolku agar licin dan mulai mengarahkannya ke lobang Roy. Kepala kontolku secara perlahan mulai masuk ke lobang Roy yang sempit. Roy mulai meringis dan menegangkan otot duburnya lagi saat merasakan kepala kontolku memasuki lobangnya. Aku segera menghentikan aksiku dan dari belakang tanganku mulai memainkan dada dan puting Roy agar ia lebih tenang.

"Akh.. sakit..", Roy mulai mengaduh saat aku memulai kembali aksiku yang tadi.
"Tenang sayang.. Nanti pasti nikmat deh..", kataku sambil menyetop lagi aksiku memasukkan kontolku.
Dengan lembut aku terus start stop hingga memakan waktu lebih kurang setengah jam baru kontolku masuk hingga ke pangkalnya. Selama itu aku tetap memainkan puting sensitif Roy agar ia 'high'. Aku membiarkan sebentar kontolku terbenam di lobang Roy agar ia lebih terbiasa lagi.
"Mulai saja Bob..", ucap Roy.
Rupanya ia cukup penasaran juga. Mendengar itu tanpa ayal aku segera menarik kontolku lalu memompanya masuk lagi. Awalnya Roy mengaduh-aduh kesakitan sambil mengencang-ngencangkan otot duburnya yang membuat kontolku serasa dipijat-pijat kuat dan dilingkari oleh cincin hangat. Memang itulah rasanya lobang yang masih perawan, sempit dan nikmat.. ;).

Tidak lama kemudian Roy mulai menikmati entotanku dan suara erangan nikmatpun mulai keluar dari mulut Roy.
"Auh.. enak.. oh.. God.. enak.. sshh.. truss.. ahh..", erang Roy sambil tangannya dengan kuat mencengkeram seprei ranjangku yang sudah awut-awutan.
Plak.. pak.. pakk.. pek.. bunyi selangkanganku yang beradu dengan pantat Roy dikombinasikan dengan erangan Roy merupakan simphoni yang sangat merdu di telingaku hingga goyanganku makin cepat, kuat dan bersemangat. Nafasku terus memburu dan keringat sudah membanjiri tubuhku, hingga beberapa saat kemudian..
"Oohh.. Aku mau keluar Roy..", Hampir berteriak aku makin menghentak menusuk pantat Roy dengan gencarnya.
Untung kamarku sudah dipasangi peredam yang cukup hingga tidak perlu khawatir ada yang mendengarnya.
"Truss.. Bob.. truss.. ahh..". Roy masih meneruskan erangan nikmatnya.
"Ooohh.. crott.. crott.. croott", aku melolong kepuasan disertai dengan tembakan maniku di dalam anus Roy.
Aku keluar banyak sekali.. Oooh.. I feel so high.. ;).

Kukecup punggung Roy lalu giliranku yang menungging. Roy segera memasukkan kontolnya yang sudah terlalu 'excited' ke dalam anusku lagi dan segera mulai memompa dengan cepat sekali. Giliranku yang mengerang kenikmatan merasakan kehebatan kontol Roy.
"Auh.. teruss.. teruss Roy..", erangku.
Lama juga Roy mengentoti pantatku dan selama itu aku merasakan beberapa kali tembakan kecil yang menghangat di dalam anusku. Aku pernah membaca kalau ada orang yang dapat mengendalikan hingga klimaksnya belum dicapai walau telah sempat menembak beberapa kali. Mungkin Roy telah menguasai teknik itu pikirku. Aku makin kagum saja sama Roy.

"Hosh.. hoshh.. ahh..", suara nafas Roy yang makin memberat disertai desahan nikmatnya makin jelas terdengar di telingaku dan akhirnya..
"Aaakh.. crott.. crett.. crrott..", Roy berteriak melenguh panjang puas dan kali ini mani yang ditembaknya sangat banyak sekali dan terasa mengalir hangat di dalam anusku menciptakan sensasi nikmat yang kusuka.
Rupanya ia sudah mencapai titik puncak kepuasannya. Kami sama-sama terhempas di ranjang dengan kontol Roy masih menancap dalam pantatku. Posisi kami saat itu aku berbaring menyamping membelakangi Roy sedang Roy dengan mesra memelukku dari belakang.
"Terima kasih Bob.. Aku puas sekali..", bisik Roy di telingaku.
"Aku juga Roy, permainanmu hebat sekali..", jawabku dengan suara menggumam.
Sesat kemudian kami sama-sama tertidur pulas dengan senyum kepuasan menghiasi wajah masing-masing.

*****

Keesokan paginya barulah kami punya kesempatan melihat hasil jepretan kamera yang telah membuka peluang terjadinya gay sex semalam. Kami sama-sama tertawa melihat ekspresi kami di dalam foto itu yang sangat lucu karena jelas kelihatan muka kami yang penuh nafsu sex dengan tonjolan di selangkangan kami masing-masing. Akhirnya Roy mengambil 2 foto untuknya sedangkan sisanya kusimpan baik-baik di dalam lemari yang nantinya akan kusatukan dengan 'koleksi' fotoku yang lain.

Roy pamit pulang dan setelah itu kami sempat beberapa kali bertemu dan mengulangi gay sex di rumahku. Namun sayang karena liburan Roy sudah usai dan ia harus kembali ke Jakarta. Aku menghadiahinya beberapa potong koleksi CDku yang diterima dengan senang hati oleh Roy. Roy juga meninggalkan alamat dan nomor teleponnya di Jakarta dan kami saling berjanji untuk melakukannya lagi jika ada kesempatan lainnya. Aku sama sekali tidak mengantar saat Roy berangkat ke Bandara karena ia sudah ditemani oleh keluarganya hingga mungkin malah bisa dicurigai jika aku melakukannya. Aku hanya mengirimkan SMS selamat jalan kepadanya. Dan.. hari-hariku pun kembali seperti biasanya, tentunya sambil menunggu petualangan yang lebih asyik dengan penggemar gay sex lainnya:).

Ex Army vs. Body Builder - 1


Oke, pada kesempatan ini aku akan menceritakan pengalamanku dalam sosokku yang sekarang ini. Cerita-cerita sebelumnya merupakan kejadian saat aku SMA atau saat aku masih tentara. Sedangkan aku yang sekarang ini sudah bergelut di bidang wiraswasta dengan berbisnis kecil-kecilan dan telah memiliki rumah dan kendaraan sendiri walaupun tidak terlalu mewah. Aku yang sekarang sudah mulai bisa menerima gay-nya aku sehingga sudah tidak pantang ngesex lagi dengan sesama cowok yang kusenangi tentunya selama cowoknya mau, tidak banyak menuntut dan tidak terikat komitmen atau kusebut istilah temanan plus:). Gimana ceritanya? Begini..

*****

Kejadian ini terjadi kira-kira setahun yang lalu, tepatnya di tempat fitness yang kukunjungi secara rutin untuk memelihara kondisi tubuhku. O ya, sebagai informasi buat anda yang ingin gay sex, jika anda ingin mencari pasangan maka tempat fitness atau gym merupakan tempat dengan kans yang tinggi. Kenapa demikian? Soalnya gym merupakan tempat berkumpulnya orang-orang (cowok tentunya) yang suka/menginginkan tubuh seksi proporsional sehingga kemungkinannya besar sekali diantara mereka yang gay dan dapat diajak berhubungan jika dengan pendekatan yang tepat. So.. rajin-rajinlah fitness karena selain membuatmu seksi juga akan dapat pasangan kencan ;). Aku berani bilang ini karena kebanyakan 'teman plus' ku didapat di sana.

OK, kembali ke cerita ini. Saat itu di gym aku sudah menukar pakaianku dengan kaos tanpa lengan dan celana boxer. Saat sedang melakukan pemanasan aku melihat ada seorang cowok yang badannya gede yang sedang asyik mengangkat barbel. Ia bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek saja. Otot-otot lengan dan dadanya menggelembung besar setiap ia mengangkat barbelnya. Kalau ditaksir-taksir boleh dibilang hanya selisih sedikit dengan Ade Rai yang sering kulihat di TV itu. Kulitnya putih bersih dengan rambut cepak. Wajahnya ganteng dengan alis yang tebal.

"Wah, ada orang baru nih..", batinku saat itu karena aku sama sekali belum pernah melihatnya di gym itu.
Saat itu aku cuma sedikit berdebar saja dan kontolku juga hanya berdenyut sebentar lalu normal lagi soalnya aku dapat mengendalikannya. Aku dapat melakukannya karena dia sama sekali bukan tipe yang bisa membuatku 'liar' dan ereksi habis. Tipe yang bisa membuatku demikian adalah cowok dengan tipe body tidak berselisih jauh denganku yaitu yang memiliki otot bak binaragawan namun gedenya harus seperti perenang atau yang kusebut sebagai body tipe kombinasi perenang-binaragawan.

Aku mulai cuek lagi dan mengambil barbel yang ada lalu berbaring di bangku dan mulai melakukan 'bench press'. Setelah melakukannya sebanyak 2 set aku melakukan sit-up dan 'crunch'. Latihan yang kusebutkan tadi merupakan favoritku karena membentuk otot yang juga menjadi favoritku:).

Setelah itu berturut-turut aku melatih otot pahaku lalu otot punggung dengan menggunakan peralatan yang ada, lalu push up dan banyak lagi gerakan lainnya. Suatu ketika secara tidak sengaja aku melihat kalau cowok yang kuceritakan tadi sedang memperhatikanku. Saat itu dia sedang berada di atas treadmill. Dia kelihatan agak salah tingkah dan cepat-cepat mengalihkan perhatiannya dariku. Mungkin takut ketahuan, ia lalu pindah agak jauh mengambil dumbbell. Dari feelingku yang sudah tajam:) aku merasa kalau dia pasti gay.
"Wah.. Kayaknya dia gay nih..", aku tersenyum di dalam hati lalu pura-pura tidak tahu, cuek dan terus melanjutkan latihanku.
Tiba-tiba saja terlintas dibenakku untuk menjadikannya sebagai 'teman plus' ku.
"Kayaknya asyik nih.. mencoba body segede itu", batinku saat itu.
Memang aku belum pernah melakukan gay sex dengan cowok berbody sebesar itu, karena biasanya aku selalu mencari tipe yang minimal mendekati syarat-syarat ideal yang kusebutkan tadi.

Singkat cerita, mulailah aku melancarkan jurus-jurus 'menebar pesona'. Jurus pertama aku mulai menanggalkan kaosku sambil pura-pura mengelap keringat yang membasahi wajahku sekedar memamerkan otot-otot tubuhku. Saat itu dari ekor mataku aku tahu kalau dia diam-diam selalu curi pandang. Ibaratnya lagu Naif, dianya selalu curi ke kiri.. curi ke kanan..:) heh.. heeh.. heh.. Sorry, just joking. Hope u don't mind ;). Jurus kedua aku tidak memakai kembali kaosku dan mulai latihan angkat beban lagi. Dari ekor mataku kulihat kalau dia mulai gelisah dan.. ia lalu pindah lagi ke treadmill. Mungkin agar lebih leluasa mencuri pandang ke arahku.

Sialnya, rupanya pertunjukanku tidak hanya disaksikan oleh cowok gede yang kutaksir tadi. Ada cowok lain yang memandangku secara terang-terangan dengan mata buas bernafsu. Bodynya yang agak kurus karena sepertinya ia baru saja menjadi anggota di gym itu. Aku baru beberapa kali melihatnya di sana dan juga bukan pertama kalinya dia melihatku dengan penuh nafsu. Aku jadi geram dan mendelik memperlihatkan ketidaksenanganku. Rupanya ia agak takut juga dan buru-buru menjauh dari sana.

Pembaca sekalian, sorry ya, aku sama sekali bukan memandang hina dirinya atau merasa diriku lebih perfect dibanding cowok krempeng tadi. Ketidaksenanganku lebih disebabkan oleh pandangan matanya yang menjilat-jilat yang membuatku seolah-olah dilecehkan. Ceritanya akan lain kalau si krempeng tadi melihatku dengan cara lebih 'sopan'. Aku pribadi selalu berprinsip untuk tidak melakukan sesuatu yang berbau 'nafsu sex' pada orang lain yang tidak mau/tidak menginginkannya. Kalau aku melakukannya berarti aku telah melakukan pelecehan sex and that's bad..

Kembali ke cerita, untung aksiku mendelik marah tidak diketahui oleh cowok gede yang menjadi targetku karena posisi dia dan cowok krempeng tadi berseberangan. Tibalah saatnya aku melancarkan jurus mautku sambil berharap..:) Saat itu aku masih rebah di bangku sambil melakukan 'bench press'. Tiba-tiba saja aku pura-pura kesulitan mengangkat barbell yang ada di atas dadaku. Melihat itu cowok gede tadi cepat-cepat menghampiri dan membantuku mengangkat barbell dan meletakkannya di penyangganya.
"Kena.. deh", batinku saat itu.
"Thanks ya.. Untung kamu membantuku, soalnya tadi tiba-tiba saja merasa lemas gitu", aku berkata sambil menebar senyum padanya.
"Never mind. Latihan ini memang membutuhkan sparing partner disampingmu hingga dapat membantumu sewaktu-waktu. Kenapa tidak mencari satu saja?", kata cowok gede itu sopan.
"Wah, ide yang bagus juga. Namaku Bobby", aku berkata sambil mengulurkan tanganku.
"Aku Roy", Ia menjabat tanganku dengan genggaman yang mantap.
Dari dekat baru kelihatan kalau cowok ini ternyata OK juga. Wajahnya bersih kelimis dan cukup simpatik. Otot-otot tubuhnya yang gede menyembul disana-sini dan mengkilat karena basah oleh keringatnya. Jantungku mulai berdebur lagi yang segera kukendalikan.

Dari obrolanku selanjutnya dengan Roy kuketahui kalau ternyata Roy asalnya tinggal di Jakarta. Dia adalah famili dari pemilik gym ini. Kebetulan saja dia sedang liburan ke Pekanbaru. Roy masih cukup muda. Umurnya saat itu cuma 24 tahun dan masih mahasiswa. Dia adalah salah seorang atlet binaraga dan pernah mengikuti beberapa kejuaraan binaraga di Jakarta dan walau bukan juara pertama ia pernah menjadi juara favorit.

Roy tampak 'excited' saat mengetahui kalau aku adalah bekas tentara. Roy sangat fleksibel orangnya khas orang kota besar hingga obrolan kami terasa makin akrab yang diselingi canda tawa. Yang kusuka dari Roy adalah suara tawanya yang menurutku sangat seksi. Saat itu sikapku masih biasa saja, tidak menunjukkan kalau aku mulai nafsu dengannya. Akhirnya aku mengakhiri obrolan kami dan sebelum pulang aku meninggalkan alamat dan nomor HP-ku padanya.
"Malam ini boleh ke rumahmu nih..", kata Roy dengan penuh senyum.
"Boleh-boleh saja. Malam ini aku juga tidak kemana-mana kok. Aku juga ingin tahu lebih banyak tentang kejuaraan binaraga yang kamu ikuti", kataku dan diam-diam hatiku girang sekali.
"Wah.. kebetulan nih, aku membawa foto-foto saat kejuaraan. Nanti sekalian kubawakan", kata Roy dengan antusias.
"OK, that's a deal. See you later".
Aku lalu beranjak keluar dari gym untuk segera pulang dan 'mempersiapkan' malam itu ;).

*******

Suara mobil terdengar memasuki halaman rumahku.
"Ting tong..". Bel rumahku berbunyi tak lama kemudian saat jam menunjukkan lebih kurang pukul 8.30 malam.
Dari lubang pintu kelihatan rupanya Roy yang datang.
"Silakan masuk, susah ya mencari rumahku?", aku membuka pintu sambil mempersilahkannya masuk ke dalam.
"Sulit juga sih, soalnya aku kan cukup asing dengan Pekanbaru. Untung aku bertanya di sepanjang jalan hingga tidak kesasar", Roy berkata sambil masuk. Tercium wangi parfumnya yang maskulin saat ia melintas di depanku.

Wah, tidak mengganggu nih", kata Roy lagi sambil matanya menyapu seisi rumahku.
"Ah.. Nggak, soalnya aku tinggal sendirian. Jadi tenang aja", kataku lagi.
Malam itu penampilan Roy menurutku cukup seksi dengan memakai jeans ketat yang dipadukan dengan kaos playboy ketat yang lagi ngetrend saat itu. Bodynya yang penuh sesak dengan otot yang gede-gede itu tercetak jelas di kaosnya.
"Nah silakan kalau mau duduk atau apa aja. Anggap aja seperti rumah sendiri".
"Nih.. foto-foto yang kujanjikan", kata Roy menghempaskan diri ke sofa sambil menyerahkan sebuah album foto.
"Minuman dan makanan ringannya ada di kulkas belakang sana. Ambil saja sendiri. Jangan malu-malu ya", kataku sambil menerima album foto itu.
"Oke deh..". Roy segera berlalu ke belakang.

Saat Roy kembali aku sedang asyik membolak-balik album fotonya. Makin dilihat ternyata body gede seperti Roy itu ternyata menarik juga.
"Gimana.. Apa pendapatmu tentang diriku jika dibandingkan dengan peserta lain yang ada?", tanya Roy ingin tahu.
"Ehm.. Bagiku kamu kelihatan paling OK kok", aku berkata sejujurnya karena memang itu yang kurasakan.
"Sungguh?", mata Roy kelihatan agak berbinar.
"Sungguh. Kalau kejuaraannya diadakan di Pekanbaru aku pasti akan hadir menjadi pendukungmu", kataku sambil menatapnya.
"Thanks ya..". Roy kelihatannya sangat senang sekali mendengar ucapanku.
"O ya.. Bolehkan aku melihat foto-fotomu saat masih tentara?", tanya Roy penuh harap.
"Boleh. Ayo ikut aku ke kamar", jawabku singkat sambil beranjak menuju kamarku.
"Wah kamarmu luas ya? Lebih luas dari ruang tamu", komentar Roy sambil duduk di tepian ranjangku yang berkasur empuk.
"Nih", kataku sambil menyerahkan sebuah album foto besar.
Roy segera membolak-baliknya.

"Wah, gagah sekali..", Roy tidak dapat menyembunyikan kekagumannya melihat foto-fotoku saat tentara dulu.
"Suka ya?", aku mulai memberikan pertanyaan yang menjebak.
"Ya.., Oh.. Eh.. maksudku aku sangat suka dengan penampilanmu", Roy agak salah tingkah ketika menjawab pertanyaanku.
"Sungguh? Gimana kalau sekarang aku memakai seragam tentara, kebetulan aku masih punya", aku semakin memancingnya.
"Wah.. Sungguh nih, tentu aku sangat senang sekali. Kalau boleh aku ingin foto bersama, soalnya aku sejak lama ingin sekali foto bareng sama tentara", Roy tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya.

Di sudut ruanganku memang ada kamera polaroid yang terpasang di atas tripod. Kamera itu memang biasa kugunakan untuk menjepret foto teman plusku dan saat itu sebenarnya sudah dalam keadaan standby karena sudah kupersiapkan sebelumnya dengan maksud untuk menjepret gambar Roy tentunya.
"Tapi aku bukan tentara lagi lho..", kataku lagi.
"Nggak apa-apa tuh, yang penting bisa foto sama yang berseragam". Roy kelihatannya makin 'excited' aja.
"Wah, ini cowok rupanya terobsesi pada tentara berseragam rupanya", batinku saat itu.
"Kamu apa juga bawa seragam kamu?", tanyaku kalem.
"Maksudmu?". Roy agak terheran dengan pertanyaanku.
"Aku juga ingin sekali foto bersama binaragawan. Gimana kalau kita siapkan seragam kita masing-masing? Nanti kita foto bersama", aku menjawab sambil membuka lemari pakaianku.
"Oke deh. Seragam binaragawan kan cuma simple aja. G-String doang juga OK. Tapi kamu punya minyak tidak?", tanya Roy.
"Minyak? untuk apa?", tanyaku heran.
"Lho.. katanya kita pakai seragam masing-masing. Minyak adalah salah satu seragam binaragawan lho. Untuk dioleskan ke tubuh hingga otot lebih jelas kelihatan", jelas Roy panjang lebar.
"Yang ada cuma minyak sayur. Di dapur sana. Apa boleh?", ia bertanya.
"Boleh jugalah. Aku ambil segera", kata Roy sambil beranjak keluar menuju ke dapur.
"Wah, bakalan seru nih", batinku girang saat itu.

Zeus dan Endymion

Jauh di gunung Latmos, di Caria, nampak seorang peggembala sedang beristirahat di bawah pepohonan. Penggembala itu bukan penggembala biasa, sebab dia sangat tampan sekali. Memang pria-pria tampan bertebaran dalam cerita mitologi Yunani. Namun hanya ada 2 pria yang diakui sebagai yang tertampan dan yang terseksi. Mereka adalah Endymion dan Adonis.

Reputasi Endymion terkenal di seantero Yunani, dan mendapat respon yang luar biasa dari para pria homoseksual. Setiap hari, selalu ada pria yang menghampirinya untuk berhubungan badan sejenis. Namun, lama-kelamaan Endymion menjadi jenuh dan dia pun memutuskan untuk beralih profesi menjadi seorang penggembala, jauh dari keriuhan penduduk kota. Di padang rumput, dia mendapatkan ketenangan yang dicarinya.

Sebagai seorang penggembala, pakaian Endymion sangat sederhana sekali. Bagian dadanya terbuka sama sekali, mempertontonkan otot-otot dadanya yang keras. Sementara, bagian bawahnya hanya ditutupi selembar kulit domba yang telah dijahit sedemikian rupa, menyerupai kain penutup kontol milik Tarzan. Pakaian penggembala memang harus sepraktis itu agar mudah dilepaskan bilamana si penggembala ingin bermasturbasi ataupun ngentot.

Pada saat itu, Zeus sedang melintasi langit mencari mangsa baru. Zeus dulu selalu mencari wanita cantik untuk diperkosa dan dihamili. Namun, sejak dia mencicipi tubuh Ganymede dan memperkosanya (baca: Aquarius Dan Homoseksual), Zeus menjadi ketagihan akan tubuh lelaki. Dan saat itulah matanya menemukan si ganteng Endymion yang sedang tertidur lelap.

"Astaga! Tampan sekali penggembala itu. Jangan-jangan dia adalah Endymion, penggembala yang tersohor itu. Bahkan jauh lebih tampan dibanding Ganymede-ku yang malang.", pikir Zeus.

Zeus nampak sedih mengingat nasib tragis Ganymede. Ganymede memang telah tiada, namun jasadnya menjelma menjadi konstelasi Aquarius.

"Tapi saya harus terus melangkah," batin Zeus. Saat dia melihat ke bawah, sebuah benjolan besar nampak menggunung di balik kain penutup kontolnya.
"Hhohh.. Aahh.." desahnya nikmat ketika dia meremas-remas kontol yang sangat dibanggakannya itu.
"Saya tidak tahan lagi. Saya harus mendapatkan Endymion dan menyodomi pantatnya. Ahh.. Pasti ketat dan nikmat." Dan sang dewa itu pun turun ke bumi.

Si pria tampan itu terbangun ketika dia merasa kontolnya disedot-sedot. Ketika dia membukakan matanya, dia melihat seorang pria setengah baya yang tampan sekali sedang asyik menjilati kontolnya. Endymion tentu saja tak menolak; dia memang sedang membutuhkan jilatan yang hebat.

"Hhohh.. Jilat terus, Hhoohh.. Sedot kontolku ini.. Hhoohh.. Buat saya ngecret.. Aahh.. Oohh.." erang Endymion.

Endymion sangat memuja dada dan puting laki-laki. Begitu dilihatnya dada Zeus yang bidang, lengkap dengan sepasang puting yang melenting, dia langsung gila dengan nafsu. Segera diremas-remasnya dada sang dewa sambil memain-mainkan putingnya. Zeus tak keberatan, dia malah semakin terangsang dan memperkuat sedotannya. Bosan disedot, Endymion pun secara pro-aktif, menyodokkan kontolnya ke dalam mulut Zeus. Ah.. Mereka berdua sangat menikmati oral seks itu. Dan tibalah saat-saat yang paling ditunggu-tunggu. Endymion ngecret.

"Hhooh.. Aahh.. Saya akan.. Keluar.. Hhohh.."

Selesainya berbicara, sekujur tubuhnya mengejang dan berkontraksi. Pinggulnya bergerak-gerak seperti pinggul kuda liar dan muncratlah pejuh si tampan ke dalam mulut Zeus. CCRROOT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Seiring dengan semburan pejuhnya, Endymion menjerit-jerit penuh kenikmatan.

"AARRGGHH!! UUGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!!" Zeus dengan lahap menghabiskan setiap tetes dari kontol Endymion.

Bayangkan saja. Sang dewa tertinggi dari gunung Olympus sibuk membersihkan kontol seorang manusia biasa! Endymion tergeletak tak berdaya, tersengal-sengal, menikmati sisa-sisa orgasme itu. Belum pernah seorang pria pun menyedot konotlnya sehebat itu. Ketika dia mengetahui bahwa Zeus-lah yang baru saja mengulum kontolnya, Endymion terduduk, kaget setengah mati.

"Jangan takut, Endymion. Kamu tak berbuat salah apa pun. Saya hanya ingin meminta pantatmu saja. Saya telah memberikanmu kenikmatan, dan kukira adil jika sekarang kamu memberiku pantatmu. Bagaimana? Saya akan mengentotin pantatmu sampai lubang anusmu menganga lebar," Zeus bersabda, duduk tanpa sehelai pakaian pun di dekat Endymion.

Tampak sifat genitnya mulai kelihatan sebab Zeus tak dapat menahan dirinya untuk membelai-belai tubuh Endymion yang telanjang dan berotot itu.

"Baiklah, Zeus. Saya tunduk pada keinginanmu. Pakailah tubuhku sesukamu. Ngentotin saya dan buat saya mengerang kesakitan. Saya bersedia kau pakai sebagai alat pemuas nafsu homoseksualmu," jawab Endymion.
"Tapi sehabis itu, bolehkan saya meminta sesuatu darimu?"
"Apa saja yang kau mau, Endymion? Saya, Zeus, akan mengabulkannya," jawab dewa itu sambil menciumi pipi Endymion.

Dari pipi, bibirnya menjalar mencari bibir Endymion. Begitu ditemukan, Zeus langsung menciumi penggembala itu dengan nafsu yang berkobar-kobar. Endymion mencium balik dan melingkarkan kedua tangannya di sekeliling pinggang Zeus yang berotot. Mereka berdua kemudian saling bergulingan di padang rumput yang luas itu, memadu kasih dan melampiaskan hasrat homoseksual. Tak jauh dari mereka, nampak sepasang domba milik Endymion sedang saling ngentot, mengembek-ngembek dengan riuhnya. Zeus semakin terangsang melihat adegan itu!

Zeus memeluk tubuh Endymion yang kekar dari belakang. Kontolnya yang tegang dan basah sudah siap bertempur. Endymion sendiri sudah tak sabar untuk merasakan kontol Zeus yang perkasa itu. Tanpa aba-aba, tiba-tiba Zeus menusukkan kontolnya. Anus Endymion memang sering dipakai lelaki sehingga mulai melonggar, namun kontol Zeus memaksa anusnya untuk melebar sampai hampir sobek. Endymion pun berteriak-teriak.

"Aarrggh!! Aarrggh!! Ssaakiit.. Oohh!! Aamppunn!!"

Otomatis, tubuhnya meronta-ronta, ingin menjauhkan diri dari kontol Zeus. Namun Zeus telah memegangi tubuhnya kuat-kuat dari belakang. Sambil bergulingan, Zeus terus mengentotin Endymion dengan sepenuh tenaga.

"AARRGGHH..!!" Endymion menjerit lagi, sakit sekali.

Zeus memaksakan kontolnya masuk sampai ke pangkalnya, amblas semua! Endymion kembali menjerit dan tubuhnya melemas. Dia kembali berteriak saat merasakan lubang anusnya yang terasa disobek oleh kontol Zeus yang besar.

Capek bergulingan, Zeus mencabut kontolnya dari lubang Endymion. PLOP! Endymion mengira semuanya telah berakhir. Biarpun dia pecinta kontol, kontol Zeus terlalu besar baginya. Namun, wajahnya memucat saat Zeus kembali mendekatinya dengan kontol ngacengnya itu. Dengan tangannya yang besar dan kaut, Zeus menggendong Endymion dan memapahnya ke sebatang pohon mati yang tergeletak tak jauh dari tempat mereka ngentot.

Dengan hati-hati, dia membaringkan tubuh telanjang Endymion di sana, dan memposisikannya sedemikian rupa. Endymion, dengan sebatang pohon menopang punggungnya, terbaring dengan kepala menggelantung ke belakang, kedua kakinya terentang lebar-lebar, sementara lubang pengeluarannya terekspos untuk dikerjain kembali.

"Mm.. Saya suka lubang anusmu, Endymmion.. Aahh.. Ketat sekali.."

Lubang itu berkedut-kedut saat Zeus mengusap-ngusapnya. Endymion meringis kesakitan saat jari Zeus menerjang masuk dan mengorek-ngorek lubang pengeluarannya. Jari-jari lain mulai masuk dan memenuhi lubang anus Endymion. Tiba-tiba, Endymion merasakan bahwa lubangnya ditarik melebar oleh jari-jari itu.

"AARRGGHH..!!" jeritnya lagi.

Endymion tak tahan akan rasa sakit yang ditimbulkan oleh tangan Zeus. Rupanya Zeus ingin membuka lubang itu agar kontol besarnya itu bisa masuk. Begitu lubang itu terbuka, Zeus langsung menancapkan kontolnya di dalam sana.

"AARRGGHH!!" Endymion kembali berteriak.

Zeus terangsang sekali melihat rasa sakit yang terlukis jelas di wajah Endymion. Memang, setiap orang, baik pria maupun wanita, akan selalu menjerit-jerit saat kontol Zeus mengisi lubang ngentot mereka. Meskipun kesakitan, namun kontol Endymion malah semakin ngaceng dan berdenyut-denyut tak karuan. Zeus masih membenamkan kontolnya dilubang dubur Endymion, sampai Endymion berhenti berteriak. Ketika Endymion sudah berhenti, Zeus mulai menarik kontolnya sampai kepalanya lalu langsung dihujamkan kembali masuk lagi sampai Endymion kembali menjerit.

Untuk mengimbangi gerakan ngentot Zeus, Endymion menarik napas tepat ketika dewa itu menarik kontolnya, dan membuang napas ketika kontol itu dihujamkan kembali ke duburnya. Rasa sakit akibat dihajar kontol Zeus pelan-pelan hilang dan digantikan dengan perasaan nikmat ketika kontol itu bersarang di dalam dirinya. Dorongan kontol Zeus pada tubuh Endymion membuat si penggembala itu harus menahan tubuhnya agar tidak terguling ke depan.

Tangan Zeus yang memegang pinggang Endymion, perlahan-lahan dilepaskan. Tangan kanannya mulai merayap ke puting kanan Endymion dan memelintirnya sampai pria tampan itu mengerang-ngerang. Setelah itu, tangan itu mulai merayap ke kontol Endymion yang ternyata masih menegang. Tanpa kata-kata lagi, Zeus meremas kontol Endymion tanpa henti, dan masih terus memaju mundurkan kontolnya di lubang si penggembala tampan itu.

"AARRGGHH!! hhoohh.. Sodokan kontolmu.. Hhoohh.. Nikmat sekali.. Aahh.. Terus.. Hhohh.. Lagi.." Endymion mengerang-ngerang dengan nafsu yang sangat besar.

Kontol Zeus begitu mengisi tubuhnya sampai-sampai dia mengira kontol itu akan keluar dari mulutnya. Zeus memang seorang tukang ngentot yang hebat! Punggung Endymion mulai perih akibat pergesekan kulitnya dengan kulit batang pohon yang kasar. Keringat yang mengucur membuat tubuhnya yang telanjang berkilauan seperti patung keramik.

"Hhoohh.. Aahh.."

Tiba-tiba Zeus menghentikan remasannya pada kontol Endymion, dia kembali memegangi pinggang pria tampan itu. Napas sang dewa mulai memburu-buru dan terasa panas sampai ke tubuh Endymion. Endymion sudah sering menyaksikan ekspresi semacam itu ketika pria-pria yang mengentotinnya ingin ngecret. Dengan satu hentakan, Zeus memasukkan seluruh kontolnya ke lubang dubur Endymion sedalam mungkin. Lalu muncratlah pejuhnya ke dalam lubang dubur Endymion dengan derasnya.

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROTT!! Zeus melenguh-lenguh keenakkan seperti kerbau sementara sekujur tubuhnya mengejang-ngejang karena orgasme.

"AARRGGHH..!! UUGGHH..!! OOHH..!! AARRGHH..!! OOHH..!!" Enak sekali!

Endymion hanya mengerang-ngerang saat dia merasakan kontol Zeus mengejang-ngejang di dalam tubuhnya. Rasanya seksi sekali. Endymion sampai mengusap-ngusap dadanya sendiri, berharap rangsangan itu akan membuatnya ejakulasi. Ketika sudah selesai, Zeus menjatuhkan tubuhnya ke dada Endymion yang sedang bernapas dengan kencang. Kedua kaki Endymion yang tadi direntangkan lebar-lebar, dilepaskan Zeus.

Tanpa disadari, pejuh Zeus mulai meleleh keluar dan mengalir menuruni paha Endymion. Beberapa saat kemudian Zeus menarik kontolnya yang sudah lemas keluar dan mengakibatkan pejuh mengalir lebih banyak lagi di paha Endymion. Kemudian Zeus teduduk di atas rumput dengan kedua belah kaki yang terbuka lebar dan menyandarkan tubuhnya ke batang pohon yang terguling itu, tempat dia mengentot Endymion tadi.

Endymion tak tahan lagi, dia harus ngecret juga. Pada saat dia bangkit, Zeus sedang memainkan kepala kontolnya yang merah itu. Si pria tampan itu pun jatuh terduduk di tanah dengan tubuh yang berkeringat dan pejuh yang masih mengalir keluar dari lubang anusnya. Dengan pandangan memohon, Endymion meminta izin Zeus untuk ngecret. Ketika Zeus menganggukkan kepala, Endymion langsung mengocok kontolnya dengan cepat tanpa mengalihkan matanya dari kontol Zeus.

Tidak beberapa lama kemudian Endymion berteriak.

"AARRGGHH..!!" dan memuncratkan pejuhnya sendiri ke wajah dan tubuhnya yang kekar.

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CRCRROOTT!! CCRROOTT!

Ketika tiada lagi pejuh yang keluar, perlahan Endymion menjatuhkan tubuhnya ke atas pangkuan Zeus sambil tetap mempermainkan kontolnya. Begitu kepalanya mendarat, bibirnya disambut oleh kontol Zeus yang masih berlumuran pejuh. Tanpa rasa jijik (ingat, kontol Zeus pernah bersarang di lubang pantat Endymion!), Endymion menjilat-jilati batang kontol itu. Belum sempat Endymion memejamkan mata, Zeus tiba-tiba mulai mencium mulutnya. Dan mereka pun terkunci dalam sebuah ciuman mesra.

"Kamu tampan sekali, Endymion. Saya berharap saya dapat membawamu ke gunung Olympus agar kamu selalu berada di dekatku dan bisa kungentotin kapan saja. Tapi jika Hera melihatmu, kamu pasti akan dibunuh seperti dia membunuh Ganymede-ku yang malang," kata Zeus sambil membelai-belai rambut pendek Endymion yang basah dengan keringat.
"Tapi, Zeus, suatu hari ketampananku akan memudar. Saya hanyalah seorang manusia biasa. Di hari tuaku nanti, tubuh kekarku akan menghilang dan digantikan tubuh tua renta. Wajahku yang muda dan tampan akan digantikan wajah tua penuh keriput. Saya tak menginginkan hal itu terjadi pada diriku, Zeus," Endymion menumpahkan seluruh curahan hatinya pada Zeus.
"Lalu apa yang dapat kulakukan untukmu, Endymion?" tanya Zeus.
"Tolong tidurkan saya. Buat saya tertidur abadi untuk selamanya. Jika saya tertidur, ketampananku akan terjaga dan ketuaan takkan dapat menguasaiku," jawabnya mantap.
"Baiklah jika itu kehendakmu. Saya telah berjanji untuk mengabulkan permintaanmu. Kau akan tertidur untuk selamanya.. Mulai saat ini juga."

Zeus membelai wajah Endymion yang tampan dan si penggembala itu pun langsung tertidur. Zeus kembali menciuminya dan menjilati bekas-bekas sperma yang tersemprot pada tubuh pemuda tampan itu. Agar tak ada seorang pun yang dapat mengganggu tubuh Endymion, Zeus sengaja membawa tubuh pemuda itu ke dalam sebuah gua yang terpencil.

Tiap kali Zeus butuh hubungan seks sejenis alias hubungan badan homoseksual, dia akan mendatangi gua itu dan mengentotin pantat Endymion dengan keras sampai pejuhnya muncrat di dalam dubur Endymion. Endymion sendiri dapat merasakan nikmatnya dingentotin Zeus dalam tidurnya sebab mulutnya tak henti-hentinya mengerang keenakkan saat kontol Zeus menghajar duburnya. Setiap kali selesai ngentot, Zeus berbaik hati untuk mengocok kontol Endymion sampai dia ngecret.